6 Kiat Marketing Menghadapi New Normal


Semua pebisnis tentu sedang memutar otak demi menerapkan strategi marketing di tengah situasi yang serba tak pasti ini.

Semua pebisnis tentu sedang memutar otak demi menerapkan strategi marketing di tengah situasi yang serba tak pasti ini. Pandemi COVID-19 yang mau tak mau membuat setiap orang harus beradaptasi dengan cepat demi terjun ke situasi “new normal”. Tak ada yang menyangka para pebisnis harus menghadapi tantangan sebesar ini.

Implikasi yang telah dialami sejak pandemi COVID-19 melanda Indonesia sekitar bulan Februari 2020 lalu tentu tak sedikit. Imbauan pemerintah “di rumah saja” memukul bisnis yang selama ini bergantung pada interaksi langsung dengan pembeli. Sebut saja bisnis di sektor F&B, industri ritel, diikuti dengan bisnis di bidang jasa atau pariwisata.

Kiat Praktis Strategi Marketing

Berbeda lapangan usaha, berbeda pula tantangan yang dihadapi. Bagi yang benar-benar terpukul, mau tak mau turut menyumbang gelombang penghentian hubungan kerja (PHK) hingga skenario terburuk: gulung tikar.

Meski demikian, ada sektor bisnis yang terdampak paling ringan di masa sulit ini. Mulai dari jasa kesehatan, administrasi pemerintahan, jaminan sosial wajib, dan juga pertahanan. 

Terlepas dari seberapa besar hantaman bisnis yang Anda miliki, beberapa kiat praktis ini bisa diterapkan atau Anda dapat mengikuti pelatihan Marketing Strategy During Pandemic untuk meningkatkan skills dan wawasan demi melancarkan strategi marketing di tengah situasi “the new normal”:

1. Terjun ke platform digital

Ketika semua orang menjalani swakarantina di rumah dan hanya meninggalkan rumah untuk keperluan mendesak, itulah momentum penggunaan Internet kian melejit. Sejak Januari hingga Maret saja, penggunaan akses web Internet meningkat hingga 20%.

Cara orang berhadapan dengan platform digital semakin berubah. Orang yang dulunya tidak pernah punya pengalaman berbelanja online mau tak mau mulai melakukannya. Tangkap peluang ini dengan memasarkan bisnis secara digital sehingga lebih banyak mata yang mendapatkan exposure. Ingat, tak ada batas jarak dan waktu di Internet.

2. Buat iklan marketing yang segar

Selama berbulan-bulan menghadapi pandemi COVID-19 yang belum jelas kapan ujungnya, orang tentu jenuh dengan semua pemberitaan atau topik tentang Coronavirus. Untuk itu, hindari strategi marketing dengan niche seputar Coronavirus.

Buat iklan yang benar-benar “refreshing” dan membuat orang ingin membagikan pada banyak orang. Tak hanya itu, semakin menarik iklan marketing yang dipasarkan, kian besar pula kemungkinan konversi menjadi pembelian.

3. Terjun ke media sosial

Bahkan saat sedang tidak berada di pandemi yang mengharuskan karantina di rumah saja, tingkat penggunaan media sosial terus meningkat. Global Web Index mencatat dalam risetnya, Gen Z 27% lebih aktif mengakses media sosial, Millennials 30%, Gen X 29%, bahkan Boomers pun mencatatkan kenaikan sekitar 15%.

Jika selama ini bisnis Anda belum aktif atau bahkan belum memanfaatkan platform media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter, YouTube, dan lainnya, inilah saat yang tepat. Ada banyak layanan untuk memasang iklan atau sponsorship yang bisa dilakukan, baik dengan pihak platform maupun endorsement para influencer di dalamnya.

4. Hubungi klien secara personal

Masa sulit di tengah pandemi bukan berarti sama sekali melupakan klien yang selama ini menjadi pelanggan setia. Justru, manfaatkan waktu ini untuk menerapkan strategi marketing sambil menyapa kembali mereka. Bangun komunikasi personal dengan klien, sesederhana menanyakan kabar atau menyampaikan kemudahan layanan bisnis Anda di tengah pandemi.

Buat para pelanggan tahu terobosan apa yang telah Anda lakukan di tengah masa sulit ini. Tentunya, jenis terobosan ini harus yang bisa menolong para pelanggan di tengah masa karantina dan kesulitan mereka masing-masing. Tak hanya memperkuat ikatan personal dengan klien, strategi ini juga membuat klien merasa salut dengan kegigihan Anda.

5. Siap terapkan pivot dalam bisnis

Sesegera mungkin, terapkan pivot bisnis dengan mengembangkan atau bahkan mengubah model bisnis yang Anda jalankan. Seperti industri F&B yang selama ini meraup keuntungan dari pelanggan yang dine in di restoran mereka, langsung berputar haluan menjual menu andalan mereka dalam bentuk frozen dan bisa dikirim ke rumah pembeli masing-masing.

Pivot bisnis bisa menjadi kunci kemajuan bisnis Anda, terlepas dari apa sektornya. Bisa dengan mengubah sedikit cara pemasaran dari offline menjadi online, atau benar-benar banting setir memanfaatkan demand di masa sulit. Seperti para pekerja kreatif event organizer kini melayani belanja ke pasar secara online? Tidak lagi mustahil terjadi.

6. Kenali consumer behavior

Tak hanya melancarkan strategi marketing saja, sadari betul bahwa konsumen bisnis Anda berasal dari beragam latar belakang. Di masa sulit ini, ada yang terpukul secara finansial paling parah, masih optimistis dengan membaiknya situasi, nyaman secara finansial, hingga yang harus berjuang demi bisa makan hari ini.

Terlepas dari mana tipe klien Anda, kenali karakter mereka. Kemudian, sebisa mungkin buat strategi marketing yang sensitif dengan situasi yang tengah dihadapi para klien. Ini sangat penting meski hanya dari pilihan kata-kata copywriting di media sosial hingga cara pemasaran yang baru di tengah pandemi.

Masa pandemi COVID-19 ini penuh ketidakpastian. Namun dengan melancarkan segala jenis strategi marketing yang tepat, bisnis Anda akan menjadi hal pertama yang terlintas di benak para konsumen ketika situasi kembali normal.

Prioritaskan konsumen atau klien Anda, maka bisnis atau brand Anda pun akan mendapat perlakuan yang sama. Good luck!